Mata adalah salah satu anugerah terindah dari Tuhan untuk manusia. Dengan kedua bola mata, seseorang bisa melihat indahnya dunia dengan lebih sempurna. Tapi ada kalanya mata menjadi tidak normal. Dalam hal ini, letak titik hitam pada mata tidak sebaris. Inilah yang disebut sebagai mata juling. Dalam dunia kedokteran mata juling disebut sebagai strabismus. Hal ini ditandai ketika satu bola mata melihat ke arah depan, sementar bola mata satunya seperti melihat ke arah lain. Penyebab dari mata juling adalah karena ketidakseimbangan otak untuk mengkoordinasikan kedua mata. Strabismus juga bisa terjadi karena terjadinya kelainan mata dan ketidaknormalan saraf yang membentuk otot di dalam indera penglihatan. Sebagian mengalaminya sejak masih kecil, sebagian lagi memiliki mata juling ketika sudah memasuki usia dewasa.
Ada empat jenis mata juling yang umum terjadi pada manusia, yaitu:
- Esotropia: Esotropia adalah jenis mata juling dengan salah satu iris mata posisinya lebih menjorok ke dalam.
- Eksotropia: Sementara untuk eksotropia adalah mata juling dengan posisi salah satu iris mata bergulir ke luar, seperti melihat ke samping.
- Hipertropia: Beda lagi dengan hipertropia. Kelainan ini terjadi dengan ditandai bergulirnya salah satu iris mata ke atas.
- Hypotropia: Kebalikan dari hipertropia. Hypertropia adalah keadaan dimana salah satu iris mata bergulir ke bawah.
Bagaimana mendeteksi gejala awal mata juling?
Untuk orang tua yang khawatir bahwa anaknya mengalami strabismus, coba perhatikan gerak-gerik anak ketika sedang melihat sesuatu. Biasanya anak-anak yang mengalami mata juling akan memiringkan atau menggerak-gerakkan kepalanya ketika sedang memandang. Hal ini dilakukannya sebagai respon agar bisa mendapatkan kesejajaran penglihatan.
Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mengunjungi ahli mata. Seorang dokter yang sudah terlatih dengan strabismus bisa mendiagnosa dan memberikan jawaban, apakah anak tersebut mengalami mata juling atau tidak.
Mata juling bukanlah gangguan yang bisa diatasi dengan mudah. Perlu tindakan medis untuk mengembalikan mata ke posisi semula. Misalnya, dengan menggunakan kacamata atau latihan fusi. Diharapkan terapi tersebut bisa membuat anak terbiasa dengan pandangan mata juling. Tapi tidak menutup kemungkinan dokter akan melakukan tindakan operasi bila memang diperlukan.
Intinya, mata juling bukanlah sebuah masalah besar bagi kesehatan seseorang. Ya, mungkin akan ada gangguan dalam melihat sesuatu. Namun dengan terapi yang benar, problem ini tidak akan menjadi beban seumur hidup.